Cari Blog Ini

Sabtu, 27 Februari 2010

Info Objek Wisata Riau

Info Objek Wisata Riau - Berikut ini merupakan daftar info objek wisata di Riau, sebagiannya masuk dalam agenda Visit Riau 2010 beserta ringkasannya. Tempat-tempat tujuan wisata ini tersebar di-berbagai daerah Riau diantaranya Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

Untuk objek wisata di beberapa kabupaten/kota di Riau lainnya akan segera menyusul guna mendukung Visit Riau 2010. Berikut ini daftarnya objek tujuan wisata Riau:

Arsitektur Bangunan Megah, Bersejarah Riau
Riau memiliki potensi besar di bidang arsitektur. Sejak zaman dahulu gaya arsitektur bangunan di Riau kuat dipengaruhi oleh corak Hindu-Budha. Belum lagi kerjaan Melayu seperti Siak yang bangunannya dipengaruhi oleh arsitektur Timur Tengah dan Eropa. Gaya arsitektur di Bumi Lancang Kuning ini lebih berwarna lagi dengan adanya kerajaan-kerajaan kecil yang tersebar di seluruh aliran Sungai yang ada di daratan Riau (Sungai Rokan, Siak, Kuantan dan Indragiri).

Sesuai dengan perkembangan teknologi kini, bangunan yang ada di Riau pun berkembang. Gaya, arsitektur lama yang sarat dengan nilai-nilai budaya berpadu dengan canggihnya teknologi. Di bawah ini kami tampilkan beberapa bangunan megah dan bersejarah yang ada di Riau, baik bangunan yang memiliki nilai sejarah atau bangunan tua mapun bangunan megah yang dibangun pada masa kini.

Istana Siak Sri Indrapura

Kabupaten Siak, memiliki beberapa bangunan megah bersejarah, sekarang difungsikan sebagai perkantoran, rumah tinggal, penginapan, toko oleh penduduk Siak. Salah satunya adalah peninggalan termasyur dengan bagunan bercirikan arsitektur gabungan antara Melayu, Arab, plus Eropa, yaitu Istana Siak Sri Indrapura.

Sepanjang perkembangan sejarah bangsa Indonesia, telah banyak meninggalkan sisa-sisa kehidupan pemberi corak khas pada kebudayaan bangsa di Siak, salah satunya adalah Istana Siak Sri Indrapura menjadi salah obyek wisata Riau.

Untuk dapat melihat Bangunan bangunan Melayu zaman/tempo dulu dijuluki juga sebagai ‘Istana Matahari Timur’, jarak tempuh dari sebelah timur Pekanbaru mencapai empat jam perjalanan melalui sungai hingga menuju Kabupaten Siak Sri Indrapura.

" Istana Matahari Timur " atau disebut juga Asserayah Hasyimiah atau ini dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan Jerman. Arsitektur bangunan merupakan gabungan antara arsitektur Melayu, Arab, Eropa. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu Istana.

Banguna Istana Siak bersejarah tersebut selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana dihiasi dengan keramik khusus didatangkan buatan Prancis. Beberapa koleksi benda antik Istana, kini disimpan Museum Nasional Jakarta, Istananya sendiri menyimpan duplikat dari koleksi tersebut.

Diantara koleksi benda antik Istana Siak adalah: Keramik dari Cina, Eropa, Kursi-kursi kristal dibuat tahun 1896, Patung perunggu Ratu Wihemina merupakan hadiah Kerajaan Belanda, patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian dibuat pada tahun 1889, perkakas seperti sendok, piring, gelas-cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat dalam Istana.

Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Sekitar istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, disebelah kiri belakang Istana terdapat bangunan kecil sebagai penjara sementara.

Beberapa bangunan sejarah lainnya tak hanya Istana Siak dapat juga dilihat sekitar bangunan:

Jembatan Siak
Jembatan Istana Siak berada sekitar 100 meter disebelah Tenggara kompleks Istana Siak Sri Indrapura. Jembatan tersebut berangka tahun 1899. Dibawah jembatan istana terdapat sungai (parit), diduga dulu sekaligus sebagai parit pertahanan kompleks istana.



Balai Kerapatan

Balai Kerapatan Tinggi Siak pada masa pemerintahan Sultan Assyaidisyarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889. Bangunan istana menghadap kearah sungai (selatan). Tangga masuk bangunan terbuat dari beton. Balai Kerapatan tinggi Siak dahulu berfungsi sebagai tempat pertemuan (sidang) Sultan dengan Panglima-panglimanya.

Bangunan bertingkat 2, denah persegi 4, berukuran 30, 8 X 30, 2 m dengan tiang utama berupa pilar berbentuk silinder. Lantai bawah bangunan terdiri dari 7 ruang dan lantai atas 3 ruang.


Masjid Syahabuddin
Merupakan masjid Kerajaan Siak, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Kasim I. Masjid berdenah 21, 6 X 18, 5 m. Bangunan masjid telah berkali-kali mengalami perbaikan tetapi masih mempertahankan bentuk aslinya.

Makam Sultan Kasim II
Terletak dibelakang masjid Syahabuddin, dimakamkan Sultan Kasim II (Sultan terakhir mangkat pada 23 April 1968. Jirat makam sultan berbentuk 4 undak dari tegel dan marmer berukuran panjang 305 cm. Lebar 153 cm. Dan tinggi 110 m. Nisannya dari kayu berukir motif suluran –suluran. Bentuknya bulat silinder bersudut 8 dengan diameter 26 cm dan kelopak bunga teratai.

Museum Sang Nila Utama dan Dekranasda Riau

PEKANBARU - Museum Sang Nila Utama terletak di Jl. Jendral Sudirman Pekanbaru, museum ini menyimpan berbagai aneka koleksi benda-benda sen dan budaya seperti pakaian adat, gaun pengantin, permainan rakyat seperti gasing, alat-alat musik dari berbagai daerah yang ada di Riau dan benda-benda bersejarah propinsi Riau lainnya.

Tidak jauh dari dari museum Sang Nila Utama ini terdapat satu bangunan khas dengan arsitektur melayu yang kental yaitu Gedung Taman Budaya Riau, dimana gedung ini digunakan sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni melayu Riau, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Dekranasda Riau terletak di ujung jalan Sisimangaraja. Dekranasda merupakan pusat cinderamata Riau terlengkap di Pekanbaru. Di Dekranasda ini anda bisa menemukan segala macam aksesories khas melayu Riau seperti busana melayu, batik Riau, kain tenun dan songket, berbagai kerajinan kayu dan lain-lain. Jadi jika anda ingin mencari cendramata di Pekanbaru kunjungi aja Dekranasda..
Candi Muara Takus - Wisata Riau 

Wisata Riau  - Kompleks candi ini terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir sungai Kampar Kanan.

Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan candi Tua, candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari : batu pasir, batu sungai dan. batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi.


Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.

Selain dari candi Tua, candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.

Kompleks candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat budhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Budha berkembang di kawasan ini beberapa abad yang silam. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Tapi jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah masa silam.

Lokasi Kecamatan XIII Koto - Riau
     
Arena Purna MTQ XVII Pekanbaru

WISATA  PEKANBARU RIAU - Purna MTQ XVII berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Pekanbaru, tidak jauh dari kawasan bandar udara Sultan Syarif Kasim II (SSK II). Foto disamping merupakan pintu gerbangnya yang diambil beberapa tahun lalu( belum ada kesempatan mau ambil yang baru he...3x).

Pada pusat lokasi ini berdiri dengan megahnya Anjung Seni Indus Tintin yang kini menjadi salah satu ikon budaya di Pekanbaru. Tempat dibangun untuk penyelenggaraan MTQ Nasional ke XVII, tahun 1994 yang lalu. Di arena ini kita dapat menikmati suasana santai yang mengasyikkan sambil menyantap berbagai macam makanan yang banyak di jual, mulai dari makanan ringan seperti jagung bakar, hingga makanan yang mengenyangkan ada tersedia di sini. Berbagai konser dan pentas seni juga dapat kita saksikan, baik di halaman purna MTQ ini maupun di dalam gedung/hall.

Purna MTQ merupakan pusatnya tempat nongkrong para remaja dan pemuda kota bertuah Pekanbaru, jangan terkejut bila berkunjung pada sore hari banyak anak muda yang menghabiskan waktu mereka disini dengan berbagai hal, dan pada subuh hari-hari libur tempat ini selalu ramai. Selain itu kita dapat pula berkeliling-keliling untuk melihat berbagai rumah adat setiap kabupaten dan kota se-propinsi Riau.
Masjid Agung An-Nur Riau Tempo Doeloe  
Wisata Riau - Masjid Agung An-Nur Pekanbaru bak sebuah magnet bagi beberapa masyarakat Pekanbaru bahkan Riau, tak heran jika masjid paling megah di Riau ini terus dipadati pengunjung, apa lagi setahun terakhir ini Agung An-Nur menyediakan fasilitas hotspot yang memanjakan para pengunjungnya dengan fasilitas internet gratis tanpa kabel!.
Jadi jangan heran banyak sekali masyarakat disana membawa laptop dan duduk-duduk di teras-teras masjid sambil menikmati angin sejuk yang bertiap kencang di sekitar Mesjid Agung An-Nur.

Tapi tahu-kah anda bagaimana keadaan Masjid Agung An-Nur Riau sebelum semegah sekarang dengan fasilitas lengkap, disini saya sengaja menampilkan foto masjid Agung Annur tempo dulu. Saya tidak tahu pasti kapan foto ini diabadikan, saya mengambil ini dari forum Skycrapercity.com via Rilham dkk.

Mesjid Raya dan Makam Marhum Bukit serta Makam Marhum Pekan.

Mesjid Raya Pekanbaru  terletak di Kecamatan Senapelan memiliki arsitektur tradisional yang amat menarik dan merupakan mesjid tertua di Kota Pekanbaru.\

Mesjid ini dibangun pada abad VIII dan sebagai bukti Kerajaan Siak pernah berdiri di kota ini pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai sultan keempat dan kelima dari Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Di areal Mesjid terdapat sumur mempunyai nilai magis untuk membayar zakat atau nazar yang dihajatkan sebelumnya. Masih dalam areal kompleks mesjid, kita dapat mengunjungi makam Sultan Marhum Bukit dan Marhum Pekan sebagai pendiri kota Pekanbaru.
Marhum Bukit adalah Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-IV) memerintah tahun 1766 – 1780 Masehi, sedangkan Marhum Bukit sekitar tahun 1775 Masehi memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke Senapelan dan beliau mangkat tahun 1780 Masehi.

Mesjid Agung An-Nur Pekanbaru

Wisata Religius Pekanbaru - Mesjid Agung An-Nur Riau terletak hampir di pusat kota ini, tepatnya di jalan Hang Tuah merupakan mesjid propinsi dengan bentuk bangunan yang menarik dilengkapi tiang besar dan tinggi melambangkan kebesaran-Nya, terletak di pusat kota Pekanbaru, mempunyai fasilitas lengkap sebagai Islamic Centre serta dilengkapi pula taman yang indah dan luas.

Masjid Agung An-Nur merupakan masjid termegah di Riau Saat ini. Selain berfungsi sebagai fasilitas ibadah masjid ini juga sebagai pusat kegiatan remaja mesjid se-Riau khususnya kota Pekanbaru.

Fasilitas Masjid Agung An-Nur Pekanbaru
- Lantai bawah masjid merupakan tempat skretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta tempat pelaksanaan pendidikan Islam.

- Masjid ini juga tersedia fasilitas hot spot gratis tanpa bayar dan free user logon tanpa harus meminta password, jadi apabila anda bawa laptop berfasilitas Wifi anda dapat berinternet sepuasnya!.

- Di halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas, bila sore hari akan ramai dikunjungi masyarakat kota untuk berolahraga atau bersantai.

- Lahan Parkir Masjid Agung sangat luas, baik sepeda motor maupun kendaraan roda empat dan enam. Lokasinya juga aman, nyaman.

Nama Masjid
Terdapat ambiguitas dalam penyebutan nama Masjid Agung An-Nur ini. Apakah Masjid Agung An-Nur Riau ataupun Masjid Agung An-nur Pekanbaru. Namun setelah berdirinya Masjid Ar-Raman di pusat kota Pekanbaru, maka sah-lah Masjid termegah di Riau ini menjadi Masjid Agung An-Nur Riau.

Foto foto Masjid Agung An-nur Pekanbaru, Riau

Masjid Agung An-Nur Siang Hari Saat Kabut
Masjid Agung An-Nur Malam Hari dengan latar depan Kolam
Masjid Agung An-Nur Sore Hari
Masjid Agung An-Nur dari Jalan Hang Tuah Pekanbaru

Masjid Agung An-Nur Malam Hari ala Taj Mahal di India
Anjungan Seni Idrus Tintin

Anjungan Seni Idrus Tintin yang berdiri megah di Arena Purna MTQ yang sekarang berubah namanya menjadi komplek Bandar serai Jalan Sudirman Pakanbaru merupakan salah satu wonder building di Pekanbaru. Dengan bangunan berciri melayu khas Riau. Anjungan Seni Idrus Tintin ini lebih mirip Istana dari pada tempat pertunjukan seni.

Dengan ketinggian setara gedung tiga lantai bangunan ini menjulang tinggi dengan nilai estetika yang mengagumkan. jika anda berkesempatan untuk masuk ke dalamnya anda akan melihat terawangan yang tinggi mengarah ke langit-langit gedung.

Anjungan Seni ini juga menjadi tempat dilaksanakannya acara puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2008 yang dihadiri hampir seluruh artis perfilman tanah air dan menjadi saksi bisu kejayaan Dedi Mizwar dan Naga Bonar Jadi 2. Bahkan Anjungan Seni Idrus Tintin ini seperti berubah menjadi objek wisata karena selalu ramai dikunjungi masyarakat untuk sekedar berfoto, melihat atau duduk-duduk santai di sore harinya.

Sebagai pengetahuan tambahan nama Idrus Tintin diambil dari seniman kenaam Riau. Almarhum lahir di rengat dan penerima Anugrah Sagang (Penghargaan Seni Paling Bergengsi di Tanah Lancang Kuning).


Pustaka Wilayah Soeman HS - Pustaka Riau Termegah

Pustaka Wilayah Riau atau dulunya juga dikenal dengan pustaka Soeman HS (mungkin sekarang juga masih itu namanya). Nampaknya di Riau ini ada trend memberi nama suatu lembaga dengan nama pahlawan atau nama orang legendaris. Seperti nama pustaka ini, Soeman Hasibuan (HS) adalah seorang sastrawan legendaris dari Riau. Tak hanya pustaka wilayah, Anjungan Seni Idrus Tintin (nama seniman Riau), UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Bandara Sultan Syarif Kasim II, Jembatan Siak yang bernama Sultanah Latifah (semua dari nama pahlawan).

Terlepas dari itu semua Pustaka daerah Riau ini memang sangat megah, mungkin pustaka in akan menjadi salah satu landmark Provinsi Riau yang tentunya harus bersaing dengan bangunan megah lainnya seperti Masjid Agung An-Nur, Anjungan Seni Idrus Tintin dan Gedung Pemerintahan 9 lantai Provinsi Riau yang dibangun dalam waktu bersamaan dengan pustaka ini.

Untuk membangun pustaka megah ini tidak sedikit APBD Riau disalurkan, ya ini tidak lepas dari komitmen Riau untuk mengentaskan buta huruf dengan membangun monument pustaka yang mirip dengan buku, lihat saja foto disamping bangunan ini dideseain mirip dengan buku yang dibuka. Semoga Pustaka wilayah Riau ini benar-benar jadi lambang pengentasan buta aksara di Riau.

Jembatan Siak - Tengku Agung Sultanah Latifah

Artikel Jembatan Siak mungkin sudah basi, sudah banyak orang membuat artikel atau berita tentang jembatan bernama Tengu Agung Sultanah Latifah itu. Nah, justru itu saya tidak mau ketinggalan walaupun Jembatan Siak- jembatan paling megah, indah provinsi Riau - sudah lama dibangun. Lihat disini untuk melihat foto Jembatan Siak dalam ukuran besar.

Pada mulanya pembangunan jembatan sempat terhenti karena dikatakan tinggi jembatan pembelah sungai Siak tersebut tidak proporsional hingga kapal-kapal yang melintas menuju Pekanbaru tidak bisa melewatinya. Sempat terjadi pertentangan antara pemerintah Kabupaten Siak dan Pemerintah Kota Pekanbaru. Namun karena kegigihan Pemkab Siak pembangunan Jembatan Sultanah Latifah tetap dilanjutkan.

Pembangunan jembatan Siak Tengku Agung Sultanah Latifah menyedot banyak biaya: APBD Siak, APBD Riau mungkn kut membiayainya. Tapi pengaruh jembatan ini sangat besar terhadap perkembangan Kabupaten Siak, baik segi ekonomi maupun dari segi wisata. Jembatan Sultanah Latifah kian memperkuat Siak sebagai daerah kunjungan wisata Riau karena selain Istana Siak jembatan ini juga banyak dikunjungi wisatawan. Panjang jembatan mencapai 1,2 Kilometer dengan ketinggian kira-kra 23 Meter dari paras air Sungai Siak.

Jelasnya, sejak Jembatan Sultanah Latifah dibangun transportasi Siak-Pekanbaru jadi lancar, kita tidak perlu lagi menggunakan rakit penyebrangan atau melintasi sungai jika ingin melihat Istana Siak.

Masjid Raya Taluk Kuantan


 Masjid Raya Kota Teluk Kuantan, terletak di pusat Ibu Kota Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Taluk Kuantan, atau lebih tepatnya di samping Lapangan Limuno. Masjid Raya ini dekat sekali lokasinya dengan terminal Kota Teluk Kuantan yang baru saja dibangun beberapa waktu lalu. Acara-acara besar keagaman Kabupaten Kuansing selalu diadakan di masjid yang cukup megah ini.

Kesehariannya Masjid ini juga diramaikan oleh para jamaah para yang melakukan sholat lima waktu. Terlihat di foto disamping dua orang ibu (jamaah) setelah menunaikan ibadah sholat Ashar di Masjid Raya, yang menjadi kebanggaan umat Islam di Taluk. warna hijau melambangkan keteduhan.


Masjid ini dibangun menjadi dua tingkat. Lantai bawah/dasar digunakan sebagai sarana untuk peribadahan, sedangkan lantai dua/atas dimanfaatkan untuk belajar, dan kegiatan menuntut oleh Santri Madrasah Diniyah Awaliyah di Kota Taluk Kuantan.


Pacu Jalur Kuantan Singingi

Wisata Riau - Festival Pacu Jalur salah satu tujuan Wisata Riau yang masuk agenda Kalender Wisata Nasional, bahkan dijual untuk pariwisata internasional dalam Visit Indoensia Year 2008 serta Visit Riau 2009.

Pacu Jalur adalah perlombaan tradisional Kabupaten Kuantan Sengingi. Nama "Pacu Jalur" merupakan sebutan dari sampan panjang dengan nama Jalur yang digunakan untuk berpacu atau berlomba. Untuk tahun ini sudah dimulai sejak Rabu (20/8) lalu dan bekahir pada Minggu 24 Agustus.

Satu Jalur terdiri 50-an orang, dan mereka mendayung semua, kecuali dua orang yaitu satu anak kecil diujung depan sampan yang terkadang berdiri dan menari-menari mengikut irama dayung dan satu lagi berdiri seperti Pawang. Dia berperan sebagai pemberi irama dayung, sang Pawang bukan orang sembarangan karena tugasnya tidak mudah dalam bersinergi dengan lajunya Jalur karena perlombaan Pacu Jalur ini sangat sarat dengan nilai Magis.

Mereka berpacu di Sungai Kuantan yang dikenal dengan nama Batang Kuantan. Lintasan pacu kurang lebih 2 km. Aba-aba start, dengan meriam bambu, dimulai apabila ujung depan semua jalur sudah benar-benar pada satu garis lurus, memang tidak mudah melihat arus sungai yang tidak tenang.

Nah setelah melewati garis finish, semua peserta Pacu Jalur berputar balik dan menjalankan jalurnya lebih pelan ketika melewati Tribun VIP. Untuk final tahun 2008 yang mengisi tribun VIP Pacu Jalur adalah Sukarmis, Bupati Kuantan Sengingi saat ini. Hadiah untuk para juaranya lomba Pacu Jalur ini biasanya adalah berupa sapi atau kerbau yang jumlahnya bisa 7 ekor per jalur.

Wisata Riau: Danau Buatan Lembah Sari Pekanbaru

Wisata Riau - Wisata Danau Buatan Lembah Sari merupakan salah satu tempat wisata Pekanbaru yang bernuansa alami. Tujuan wisata yang satu ini berlokasi di Kecamatan Rumbai Pekanbaru, Riau. Limbungan adalah danau buatan berupa bendungan irigasi terletak kurang lebih 10 kilometer dari kota Pekanbaru.

Pemandangan alam sekitar Danau Buatan Lembah Sari ini memiliki panorama yang indah, sejuk, nyaman dan bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan, memungkinkan dikembangkan sebagai tempat atraksi wisata tirta seperti berenang, memancing, bersepeda air dan lain-lain. Saat ini banyak sekali investor tertarik ingin menanamkan modal mereka di danau ini. Apa jadinya 3-4 tahun ke depan danau ini ya..?.

Saat ini objek wisata Riau ini sedang direnovasi dengan biaya jutaan dollar guna diubah menjadi lokasi tujuan Wisata andalan Riau. Semoga lokasi Wisata Riau ini benar-benar menjadi objek Wisata Riau yang paling diminati.

Fenomena Bono Kuala Kampar - Riau
Apabila menaiki pompong atau kapal motor, kemudian berlabuh di salah satu pelabuhan Kuala Kampar (Panduk, Pulau Muda dll.) menjelang air pasang tiba (pasang besar) akan terdengarlah bunyi gemuruh, semakin dekat semakin jelas derunya. Tapi jangan menduga deru itu bunyi angin ribut, badai atau hujan tapi hal itu adalah deru air sungai Kampar yang berbentuk gelombang besar, bergunung memudiki sungai Kampar dengan kecepatan yang dahsyat.

Di musim pasang besar, tinggi gelombang tersebut bisa mencapai empat sampai enam meter, merentang dari seberang ke seberang memenuhi sungai. Memang, suatu panorama mengerikan namun juga mengasyikan, itulah yang disebut BONO. Penduduk sungai Kampar bagian hilir, atau orang-orang yang pernah melewati daerah ini pastilah pernah melihat Bono, karena Bono datang bersama air pasang, baik siang maupun malam, terutama pada musim bulan penuh dan antara tanggal 10 sampai dengan 20 bulan Melayu (Arab).

Ketika pasang mati (bulan kecil) Bono bisa dikatan tidak ada, kalaupun ada hanya berupa riak kecil di tempat yang sangat dangkal.

Mitos dan Cerita Tentang Bono
Konon, Bono di sungai kampar adalah Bono jantan dan Bono betinanya berada di sungai Rokan dekat Bagansiapi-api. Bono di kuala kampar ini berjumlah tujuh ekor, bentuknya serupa kuda disebut induk Bono. Di musim pasang mati, Bono ini pergi ke sungai Rokan menemui Bono betina,kemudian bersantai menuju ke selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, Bono tidak ditemukan kedua sungai tersebut. Jika bulan mulai besar, kembalilah Bono ketempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan. Semakin penuh bulan di langit, semakin gembira Bono berpacu memudiki kedua sungai itu.

Bagi penduduk daerah Kuala Kampar, Bono sudah mereka kenal sejak kecil. Sebab itulah tidak aneh, apabila anak-anak, remaja dan juga orang dewasa menganggap Bono sebagai sahabatnya,tempat mereka bermain ketangkasan menunggangi Bono menggunakanperahu-perahu (sampan) kecil.

Biasanya tempat bermain Bono adalah di tempat-tempat dimana Bono tidak terlalu besar atau dalam anak-anak sungai Kampar yang memudiki Bono seperti : sungai Sangar, Turip, Serkap, Kutub dan Kerumutan. Permainan ini memang besar resikonya, sebab jika salah perhitungan perahu dapat dilemparkan Bono ke tebing sehingga hancur luluh. Tetapi dari pengalaman sejak kecil, mereka, para pemain Bono ini sudah mengetahui betul dimana tempat yang aman bermain bono.

Dahulu, permainan Bono sering di lakukan dengan upacara tertentu, tetapi kemudian menjadi permainan biasa dan dapat di laksanakan sesuka hati. Tetapi permainan ini hanya di lakukan pada siang hari, sedangkan malam hari betapapun beraninya mereka, belumlah ada yang mencobanya.

Kalau takut atau ngeri untuk turut bersama perahu bermain Bono, anda dapat menyaksikan Bono dari darat saja. Tetapi Jika berani silahkan bermain Bono dengan perahu-perahu kecil yang banyak terdapat disana. Yang penting anda harus pandai berenang,serta menunggangi Bono itu. Permainan ini mirip dengan selancar pada ombak-ombak di pantai, karena tempatnya luas dan tantangannya cukup besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar